Kebanyakan, para builder cenderung bergaya motor gede (moge) dengan memodifikasi motor jenis sport, baik yang keluaran lawas maupun baru. Hal itu kebalikan dengan Agus Sudariswanto dari Darizt Custom Cycles di Yogyakarta yang justru mengubah tampilan Honda CB 100 produksi 1976.
"Mesin motor ini kecil, menjadi lucu kalau dipaksakan besar," ujar sang desainer. Saat berolah karsa, Agus berimajinasi pada bentukan sepeda yang simpel.
Makanya, backbone berbentuk kurva dengan tangki menggantung ditujukan agar tampilan motor minimalis. Rake dibuat standar dengan springer buatan sendiri yang diambil dari per Binter Merzy sehingga lebih nyaman saat dikendarai.
Ke belakang, centerbone diisi jok tunggal yang dibungkus kulit. Agus meminta Reka Puji Asmara sebagai eksekutor untuk alas pantat itu. Supaya ginjal enggak kena lantaran hardtail murni, di bawah jok dipasangi per yang biasa dipakai abang becak.
Dari sini, olah imajinasi Agus layak dipuji. Idenya orisinal dan handmade yang berhubungan dengan kreativitas serta porporsi pas untuk motor berbasis mesin kecil.
Untuk velg dan teromol yang berukuran lingkar 21 inci, Agus berani mengaplikasikan dari motor trial Gas Gas. "Pijakan kakinya juga diambil dari motor itu," tambah Agus. Pertimbangannya tetap pada desain, simpel, dan unik.
Buat faktor keamanan, master rem Yamaha Mio, yang harusnya untuk depan, digeser ke belakang. Sementara itu, untuk rem depan, "Oh ya, pakai Mio juga," kata seniman motor yang memilih pipa 1 1/2 inci untuk centerbone dan 3/4 inci untuk belakang.
Dengan kreasi dan imajinasi yang orisinal ini, pantas karya Agus dinobatkan sebagai Best of The Best dalam seri pembuka Contezt U Mild U Bikers Festrack 2009 di Yogyakarta.