Tata Nano Seharga Dua Motor Bebek
http://otomotif.kompas.com
Tata akhirnya meluncurkan mobil kecil yang sangat menghebohkan dunia, yaitu Nano. Mobil kecil ini bikin heboh karena harganya paling murah di dunia saat ini. Di negara asalnya ditawarkan satu lakh (100.000 rupee). Kalau dikonversi ke rupiah sama dengan Rp 24 juta. Kalau dibelikan sepeda motor, dapat satu Honda Tiger atau dua unit motor bebek.
Tahun lalu, ketika Tata Motor memperkenalkan Nano, masih banyak orang yang ragu dengan harga itu. Termasuk para pelaku bisnis mobil di Indonesia. Namun, saat peluncuran Senin lalu— meski telah terjadi kenaikan harga baja, dan berbagai material lainnya— Ratan Tata mengatakan, “Saya harus menepati janji.”
Pemakai Motor. Mengapa Tata Motors bisa membuat mobil semurah itu? Apa saja yang diperoleh konsumen dari mobil seharga itu?
Nano adalah mobil dengan panjang 3,1 meter, menggunakan mesin 2 silinder, 624 cc dan mampu menghasilkan tenaga 33PS. Konsumsi bahan bakarnya 20 km/liter dan bisa membawa 4-5 penumpang. Kecepatan maksimum 105 km/jam. Ratan Tata sendiri, ketika berada di interior, kepalanya hampir menyentuh langit-langit.
Mobil ini tidak punya AC, booster rem, power steering, radio, dan kaca spion dalam. Penghapus kaca pun hanya satu. Interiornya sangat sederhana. Justru kesederhanaan itulah target Tata membuat Nano. Karena sangat sederhana, media Eropa mengomentari, “Kalau dipasarkan ke Eropa, mobil ini harus ganti kaca, lampu-lampu, ban, seatbelt, dan sebagainya.”
Tata Motors dengan bisnis utamanya adalah truk atau kendaraan komersial berusaha mengurangi penggunaan baja pada mobil ini. Agar bobot Nano lebih ringan, mesin dibuat dari alumunium.
Perusahaan ini dinilai berhasil mengeksploitasi para insinyur India menciptakan mobil sederhana dengan target konsumen khusus, yaitu mereka yang saat ini hanya bisa membeli sepeda motor.
Di India sendiri, seperti Indonesia, konsumen sepeda motor sangat tinggi. Tahun lalu, penjualan kendaraan bermotor roda dua di negara itu mencapai 7 juta unit. Sebagai pembanding, penjualan sepeda motor di Indonesia tahun lalu 6,2 juta unit.
Separuh Harga. Di India, Nano ditawarkan separuh dari kompetitor terdekatnya, yaitu Maruti, yang dibuat oleh Maruti Udyog. Meski dimensinya 8 persen lebih kecil dari Maruti, tetapi interiornya 21 persen lebih lega. Inilah yang membuat keluarga menengah ke bawah India yang selama ini mengandalkan sepeda motor juga menunggu kehadiran mobil ini.
Seperti dikatakan Ratan Tata, bos Tata Motors, ketika memperkenalkan mobil ini tahun lalu, ide melahirkan Nano ini muncul setelah hatinya tersentuh melihat banyak keluarga di India hanya mampu membeli skuter sebagai kendaraan keluarga. Bapak mengendarai skuter, anak berdiri di depan, dan istri duduk di belakang sembari mengendong bayinya.
“Muncul pertanyaan pada diri saya, bagaimana membuat kendaraan murah dan aman untuk keluarga tersebut,” kenang Ratan. Saat itu, terpikir olehnya menggabungkan dua skuter sekaligus untuk menciptakan kendaraan murah.
Sebagai industriawan dan pebisnis hebat, Ratan lantas minta kepada orang-orang muda India yang direkrutnya untuk membuat mobil murah, tetapi tetap memenuhi berbagai standar keamanan dan emisi gas buang. Lahirlah Nano.
Targetnya, konsumen kelas bawah dan yang pertama kali punya mobil. Meski sederhana, Nano dinilai lebih baik dan manusiawi dibandingkan sepeda motor. Mobil ini bisa ditumpangi 4 sampai 5 anggota keluarga dengan kondisi lebih aman dan tentu saja tidak mudah kehujananan, seperti motor.
Didemo. Tak mudah pula bagi Ratan Tata mewujudkan proyek ini. Selain muncul berbagai kritik, pabriknya juga didemo. Akhirnya, pabrik Nano dipindahkan dari Banglore Gujarat. Serangan tak kalah gencar—terutama menjelang peluncuran Nano—muncul cerita tentang krisis yang dialami perusahaan mobil Inggris yang dibelinya dari Ford tahun lalu, yaitu Jaguar dan Land Rover. Diceritakan, Jaguar sedang mengalami kesulitan keuangan.
Meski begitu, ada pula yang berpikir positif bahwa yang dilakukan oleh Tata Motors adalah inovasi dengan terobosan dahsyat. Malah ada yang menilai inovasi tiga dimensi dalam industri dan bisnis otomotif. Pasalnya, tidak hanya produk yang dinilai inovatif, juga sistem produksi dan distribusinya.
Revolusi Modular. Inovasi lain yang tidak banyak dilihat orang—kecuali produk—dan justru dianggap paling inovatif adalah desain modularnya. Nano dibentuk oleh komponen yang dapat dibuat dan dikirim secara terpisah untuk dirakit di berbagai lokasi. Karena itulah, Nano dijual dalam bentuk kit yang didistribusikan, dijual, dan pelayanannya langsung dilakukan oleh pengusaha lokal.
Ratan Tata, dalam suatu wawancara dengan The Time of London, mengatakan, “Sekelompok pengusaha dapat mengembangkan perakitan dan Tata akan melatih mereka, juga menjamin kualitas kerja mereka. Mereka akan menjadi satelit kami dalam operasional perakitan.”
Untuk itu, Tata Motors membuat komponen massal dan mengirimkannya ke dealer sebagai kits. Mereka yang akan menjadi agen akan diberi pelatihan, sedangkan mereka yang bertugas memberikan layanan purna jual dilengkapi dengan telepon genggam dan skuter untuk mencapai daerah pelosok.
30 Juta. Sejak diperkenalkan awal tahun lalu, website Tata telah dikunjungi lebih dari 30 juta peminat Nano. Menurut Tata, juga telah tercipta 6.000 kelompok dan komunitas Nano. Sebuah gambaran bahwa begitu besarnya minat masyarakat pada mobil ini.
Peminat Nano tidak hanya dari India, tetapi banyak negara, terutama yang berkembang, seperti Timur Tengah dan Amerika Selatan. Dengan kemampuan produksi awal 250.000 unit/tahun, para peminat itu tampaknya harus menunggu lama. Kondisi ini dipastikan akan menimbulkan rasa kecewa bagi peminatnya. Ternyata tak mudah mendapatkan mobil murah!